Liang Petang yang menurut
bahasa setempat berarti lubang atau goa yang malam atau gelap. Sesuai namanya,
goa ini memang sangat gelap dan untuk masuk kedalamnya anda diharuskan membawa
alat penerangan baik obor, senter ataupun jenis-jenis alat penerangan lainnya
yang bisa membantu untuk melihat sekitar.
Goa ini memiliki
beragam keunikkan serta rangkaian slaktit dan stalagmit yang memukau bahkan
banyak bebatuan dalam goa ini menyerupai hal-hal yang familiar bagi manusia.
Salah satu contoh yang paling menarik adalah batu mayat. Dikatakan demikian
karena bentuknya seperti tubuh manusia dan memang dipercaya oleh masyarakat
bahwa batu tersebut adalah mayat yang telah membatu. Selain itu, anda juga bisa
melihat bentuk-bentuk batu lainnya yang menyerupai tempat tidur, balai-balai,
tempat pertapaan bahkan alat tenun. Goa ini juga terbagi atas kamar-kamar
sehingga dipercaya dulunya merupakan tempat yang pernah dihuni.
Menurut cerita bapak
Nawawi yang menjadi tokoh adat di desa batu tering kecamatan moyo hulu, Liang
petang ini juga merupakan benteng pertahanan islam yang pertama di sumbawa dan
merupakan pusat penyebaran islam di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Goa dengan panjang
lebih dari 500 meter ini dihuni oleh banyak kelelawar, tak jarang anda bisa
melihat bayi-bayi kelelawar di dalam Liang Petang serta bau kotoran kelelawar
yang khas. Liang Petang tergolong cukup luas dan memiliki banyak
ruangan-ruangan. Bahkan, banyak wisatawan yang tidak sempat mengeksplorasi
sepenuhnya isi goa ini. Jadi, apabila anda tidak ingin merasa bingung, anda
bisa menyewa guide yang akan memandu anda, baik dari cara menuju Liang Petang,
hingga perjalanan di dalam Liang Petang.
Tampak dalam Liang Petang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar